Racun Tikus


Saya pernah baca dari majalah Trubus bahwa membuat racun tikus bebas masalah adalah dengan mencampur umpan dengan bubuk semen. Maksudnya kalau tikusnya “super bloon“, maka umpan yang disodorkan akan diembat habis padahal sudah ada bubuk semen didalamnya. Saat semen bercampur dengan cairan ensim diusus tikus, semua sudah terlambat bagi tikus malang. Kecuali tikusnya tidak terlambat curiga ada makanan kok rasanya lain.

Di perut tikus barulah 5 jam setelah proses Wait On Cement, baru terjadi reaksi sekalipun tanpa campuran CaCl2 3%. Yang saya takutkan sebelum 5 jam tikusnya malah sudah pakai coverall Halliburton – itu perusahaan mbah Dick Cheeney dari Amerika. Pasalnya selain ahli menyerang Irak dia sangat pakar omong-omong soal semen lantaran memang itu dia punya keahlian.

Lalu di koran minggu lalu dilaporkan bahwa pada Selasa 15/4/2003 di Balai Kota Jakarta. Gubernur DKI waktu ini Sutiyoso yang terpilih kedua kalinya sebagai gubernur DKI, diberi hadiah racun tikus oleh Duta Besar Kuba Miguel Ramirez.

Racun tikus yang ditawarkan ini mampu membuat tikus “thek sek” tetapi heibatnya boleh dimakan manusia tanpa bikin masalah, dimakan burung juga tidak mengapa.

Gara-gara iklan tersebut Gubernur Sutiyoso bilang “ah masa iya,” dan sekarang racun tikusnya sudah menumpuk di Balai Kota kiriman dari Kuba.

Naga-naganya Indonesia mulai didekati negara-negara blok Timur nih, mulai dari pesawat Sukhoi sampai racun tikus kok sepertinya ada wangi-wangi Sosialis.

MBS
22/4/2003