Geming


Menonton adu bicara, adu kesaksian mengenai tokoh mbah Surip ada benang merah yang saya tarik yaitu kemampuan melatih diri untuk persisten alias bergeming. Rendra mengucapkan “jangan takut miskin, kalau berjuang..

Bertahun-tahun mencipta lagu, tanpa pernah tahu kapan akan diterima publik namun mbah Surip tetap saja mencipta. Ciptaannya dikatakan tidak mendidik terkesan tidak nyambung. Mbah Surip tetap bergeming.

Seorang ibu marah-marah ketika anaknya membeli CD “tak gendong.” – Seorang keponakan yang agak jarang berkomunikasi mengirim SMS undangan lagu Tak Gendong disertai ancaman bahwa “barang siapa tidak mengirimkan SMS sampai 10 teman, nanti digendong oleh mbah Surip..” – ada ada saja. Kalau sebuah lagu langsung bisa dinyanyikan oleh anak-anak. Jaminan sebentar lagi akan meroket.

Setidaknya mbah Surip menjadikan komunikasi saya dengan keponakan cukup intens sekalipun dalam FB.

Hal yang sama dilakukan Ade Rai. Jaman model pemuda yang disukai para gadis adalah jalan terbungkuk, pantat maku kedepan, kerempeng, gondrong dan lusuh. Ade tetap bergeming angkat beban, membesarkan otot yang bagi sementara lawan jenis “nggilani” – kecuali mahzab jeruk makan jeruk. Lalu Ade mulai dilirik orang dan besar sampai sekarang dan memetik hasilnya.

Pramudya Ananta Toer, setiap karangannya di bredel. Jaman Belanda bencinya bukan main kepada pemerintah Belanda yang kejam, berbuat semenang-menang terhadap anak jajahan. Berganti Jaman Jepang, ia mendengarkan tawanan dicabuti kukunya. Dia Benci Jepang, benci Belanda. Masuk kemerdekaan dia melihat “lho kok perangai setiap rezim, siapapun juga akan sama..”

Namun Dia konsisten menulis. Dimasukkan penjara ya tetap menulis. Sekarang semua tulisannya menghias toko buku terkenal.

Jadi sekali menulis tetap menulis. Dan sekali mudlogger tetep mudlogger…

Maaf saya kurang VIT


2/28/2006

Pernah mengamati sebuah tulisan tangan artis kondang yang lagi Hoki lantaran cuma satu lagu yang pernah ngetop dengan suara sedikit sengau, tapi rizkinya laksana berjamaah datangnya. Bayangkan satu Lukisan koleksinya satu miliar sampai para undangan harus makan malam sebelum melihat lukisan tersebut, dan dicekoki pil takut. Takut mengatakan apa yang dilihatnya. Seperti baru melihat Hantu Lord Voldemort, sehingga tidak boleh menyebut namanya kecuali “You-Know-Lah?”

Lalu mengadakan sayembara barang siapa menemukan aku milik keluarga karismatik, aku anugerahi pundi satu miliar, Ini mungkin sudah ada pemenangnya, sekalipun tidak diumumkan di harian Kompas. Lalu sayembara lain siapa bisa membuktikan aku pernah operasi plastik, satu miliar aku teken cek “Jreng”.

Paling tidak dia sudah mengeluarkan sekurang-kurangnya 3 M (Lukisan, Affair, Kesehatan). Tantowi Yahya sampai sekarang belum berhasil mengeluarkan hadiah sebesar itu. Belum lagi lihat jumlah mobil di kandangnya. Butiknya. Ini betul-betul gaya seorang puteri Kerajaan di kehidupan 1001 malam.

Tapi yang bikin saya kepikiran itu, waktu membaca tulisan tangannya kepada wartawan yang menungguinya 24 jam di depan pagar rumahnya:

“Maaf teman wartawan aku sedang kurang VIT”.
Pada saat membaca koran edisi Vebruari diemVeran Tukang Revarasi Vulven saya sebenarnya mau Vermaak kita punya Vantalon. Sambil minum air kemasan Verancis
yaitu Vit? lantaran “ngelak” terlalu banyak makan Vemvek Valembang…

Tenggorokan saya dibuat sakit, betul-betul kurang Vit

Perempuan ini memang hebat. Disamping wajahnya yang permai, penghasilannya sulit diduga, bayangkan mau makan malam di resto Jepang-pun ia harus memesan gaun malam design Adjie Notonegoro. Kalau kejadian ini berasal dari artis papan atas seperti Kris Dayanti atau Agnes Monica, atau Inul kala jayanya mungkin tidak menjadi berita yang menarik perhatian saya. Tapi cuma berasal dari pelantun single album – kategorinya sangat luar biasa.

Jadi kepikiran. Mungkin lantaran nama saya pakai BAMBANG dengan akhiran seVutro (pakai VP sesuai dengan ejaan yang di artiskan ketika ia menulis badannya kurang sehat sebagai kurang Vit (pakai V), maka tidak heran melihat molek ini ada reaksi kimia kecil diluar sadar saya.

Singkatnya para pembaca di luar negeri, dengan keahliannya pembuat berita, ia tak ubahnya seperti Kuda Troy. Dia muncul seperti bukan-siapa-siapa, pelan-pelan menyeruak keluar jati dirinya menjadi penyedot berita. Dia memilih waktu yang tepat mendekati sempurna. Sebab kalau strategi yang sama ini dilancarkan 5 tahun lalu, bisa jadi ada berita Ditje dan PakDe jilid II.

Dia sedang mendrible seseorang perlahan, cermat, ke gawang akhirnya. Dengan segala bukti, didukung hingar bingar pers. Tak heran para kuli-thumb-drive pada membuat posko di depan rumahnya dengan tulisan gede “PPM” posko perduli Mxxxx. Sampai wartawan BBC gantian melakukan wawancara terhadap para wartawan kelas PPM, “anda berminggu-minggu mengejar berita dengan tiduran di posko ini, kok bisa?, apa tidak ada berita lain yang perlu diburu?”

Lalu ketika wartawan mulai sepi, biduanita ini memunculkan “misteri” baru dengan membuat judul MPP – lalu ia membuat tulisan tangan yang perlu saya garis bawahi dari perempuan mbangir berwajah permai ini…

“Thx 4 U’R kind attention to me A Lot”

Wow, guru bahasa Inggris saya pasti membuat alur sungai di keningnya. Sebab bahasa SMS untuk Your adalah YR kalau You Are baru disingkat “UR” – tetapi beliau menuliskannya secara terbalik. Lalu penambahan kata “to me alot” – ini memang bahasa Purwokerto yang di Inggriskan. Maksudnya mungkin “Terimakasih atas perhatian kepada saya yang begitu banyak”… pasti menjadi agak manis kalau dituturkan dalam bahasa Indonesia.

Tapi itulah, tingkah solahnya memang menggemaskan. Sampai-sampai tulisan tangannya tak luput jadi perhatian….

Malahan yang usil mengomentari “Badak juga, kok tidak stress diburu-buru wartawan sepanjang hari…”

7 Maret 2006
Posko MMM —
M. Bambang. seVutro (pakai V sesuai dengan ejaan yang di atiskan)