Kontrol level air dalam bak


Kran akan menutup sendiri ketika permukaan air dalam bak atau ember mencapai ketinggian tertentu. Selang harus di potong sesuai dengan kedalam air yang kita kehendaki.

LPG Regulator


High Pressure Regulator, dipakai untuk restoran, merebus ketupat atau makanan yang butuh panas tinggi

Regulator High Pressure, ada pengatur aliran gas. Kalau Regulator tekanan rendah, tidak membutuhkan pengatur aliran. Bisa dipakai di gas melon (LPG) tiga kilogram. Tetapi ada juga kompor gas yang tidak cocok dengan regulator ini.

Kinanti Sandoong


KINANTI Sandoong mengubah perjalanan mbah Bardjo.

Jujur, saya tidak mengenal kidung Kinanti Sandoong yang ditulis oleh Gusti Mangkunegaran V dan di aransemen oleh Ki Hajar Dewantara saat dalam pembuangan. Lagu ini diajarkan di Sekolah Rakyat jaman Belanda, salah satunya adalah Bardjo, murid Sekolah Rakyat Desa atau Ver Volk School di Jepitu, Gunung Kidul pada tahun 1924.

Latar Belakang.
MBAH putri (mbahti) saya, dipanggil mbah Hardjo, lengkapnya simbah Hardjodinomo. Sementara suaminya juga bernama simbah Hardjodinomo. Saya pernah bertanya kepada almarhum Ibu, yang notabene sebagai anak kandung, tetapi selalu mendapatkan jawaban gelengan kepala.
Mbah putri pun akan bersikap serupa. Alih alih menjawab pertanyaan, mbah malah menggunakan taktik pengalihan isu dengan mengatakan “eyang kakungmu (suaminya) itu selalu memakai ikat kepala, untuk menyamarkan rambut depan yang tipis.” Sekarang baru sadar, kalimat tersebut ditujukan kepada saya, terutama.
Sampai mbahti wafat, rahasia nama tak kunjung terkuak. Bahkan nisannya di Lampung di tuliskan Ny. Hardjodinomo. Pertanyaan demi pertanyaan dari anggota keluarga yang muda kepada saya, juga saya jawab serupa, “tidak tahu.”


Belum lama ini, sebuah tulisan tangan yang sebagian luntur dimakan usia dikirimkan oleh sepupu dalam bentuk “pdf”. Isinya, silsilah keluarga tulisan tangan mbah Bardjo salah satu kakak ibu. Karena berpengalaman sebagai juru-tulis atau Carik desa, Bardjo memiliki kebiasaan membuat catatan yang kelak berguna bagi keturunannya.


Gara-gara catatan kecil ini maka terkuaklah nama kecil mbahti adalah Nyi Tugiyem, putri Ki Jalaseno, asal desa Tileng, Rongkop, Gunung Kidul. Dan “asma timur” istilah nama kecil, mbah Hardjodinomo kakung adalah Dandun. Ayahanda Dandun adalah Niti Wiloyo yang setelah menikah menggunamakan nama Harjodinomo I.

Ketika mbah Niti Wiloyo meninggal, putranya, yakni Dandun meneruskan jabatan ayahnya sebagai Demang tetapi tidak di Kalibawang, Kulon Progo seperti dua generasi sebelumnya. Dan Dandun tetap menggunakan nama Hardjodinomo II. Dalam catatan Bardjo, penggunaan nama yang sama adalah “nunggak asma.”

Tentu saja angka Romawi I dan II adalah buatan saya sendiri, supaya tidak membingungkan.
Tumenggung di Kali Bawang, Kulon Progo.

Generasi sebelum Hardjodinomo menggunakan nama Tumenggung Mertoloyo I dan putera penggantinya adalah Tumenggung Mertoloyo II. Lagi lagi, pemberian angka Romawi I dan II adalah inisiatip saya supaya tidak bingung.

Yang belum terkuak, mengapa nama Tumenggung Mertoloyo I ketika muda adalah Ki Alap-alap. Padahal nama aslinya adalah Pangeran Wiryadiningrat dan mempunyai putera bernama Patmo Wiloyo.

Selain silsilah, mbah Bardjo meninggalkan sepotong fragmen yang yang mengubah hidupnya.

Sebagai anak Demang kawasan Boto, ia sekolah Vervolkschool di desa Jepitu, Rongkop. Namun ketika usai menjadi Demang, mereka harus pindah ke rumah pribadi di Gunungsari, Semanu, Gunung Kidul.
Biayapun menjadi persoalan. Lalu, semua anak-anaknya diberhentikan dari sekolah. Sekaligus mengakhiri dinasti Tumenggung empat generasi, turun temurun dari tahun 1870-1924, mulai dari Demang di Kalibawang KulonProgo sampai Demang di Balong, di Boto, Rongkop, Gunungkidul.

Subardjo kala itu kelas 2 SR (1922-1924) harus memendam untuk sementara keinginan untuk bersekolah. Lalu oleh kakak perempuannya, ia diajak pindah ke kampung Gajahan, Solo, dengan janji akan disekolahkan. Kakak perempuannya, bekerja pada perusahaan Babar Medel, milik Babah Bagus. Sayang, sang kakak terlilit hutang pada rentenir, sehingga suatu malam, karena ancaman penagih hutang, pasangan suami istri ini “kabur” meninggalkan Subardjo sendirian dalam rumah kontrakan. Peristiwa ini dituliskan sebagai, “barang barange dikukup karo sing motangke lan (aku) diusir.”
Sendirian bocah yang kebingungan ini berjalan kaki tak tahu arah. Yang ingat adalah pelajaran dari guru, adalah jangan lupa untuk meminta tolong kepada Gusti Allah manakala mendapat kesulitan.
Di desa Turisari dekat pasar Nangka, Solo, ia berjumpa dengan teman sekolahnya, Nona Sayidinah sedang momong adiknya. Nona ini sedang kebingungan menenangkan adiknya bernama Ninuk yang menangis tiada henti.
Subarjo kemudian menawarkan diri menggendong Ninuk, sambil melantunkan tembang Kinanti Sandoong ciptaan Ki Hajar Dewantara. Mendengar suara berat ala dalang wayang kulit, Ninuk tertidur.
Subardjo lalu diperkenalkan kepada ayah Sayidina yang bernama Hardjotaruno. Pegawai Kereta Api, Solo ini memperbolehkan Subardjo tinggal di rumahnya termasuk bersedia membiayai sekolahnya sampai lulus Sekolah Rakyat. Bahkan tanpa ragu setiap sore hari mengambil les bahasa Belanda di kampung “Sekekel HYS Partikulir” di Keprabon, Solo. Sebelum tahun 1933, Sekolah Rakyat hanya sampai kelas tiga saja.
Pada 1932, Subarjo mengambil ujian negara KE (Klein Ambtenaar Exsamen), dan lulus Sekolah Rakyat Tiga Tahun.
Dua tahun kemudian 1934, ia dipanggil pulang sebab ada lowongan sebagai Carik di Gunungsari, Gunungkidul. Ia menjalani ujian tertulis, dan bisa mengalahkan saingan lainnya. Ketika lurah Gunungsari meninggal dunia pada 1938, Subardjo terpilih menjadi lurah pengganti.
Namun manusia Subardjo adalah manusia pergerakan kebangsaan. Dia mengatakan bahwa pimpinan pergerakan sesungguhnya adalah Bung Tomo dari Surabaya dengan bentukan Badan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI). Ternyata sejak tinggal bersama kakak perempuan di Solo, bocah usia 10 tahun ini mulai bersinggungan dengan politik. Apalagi kakak iparnya adalah pelarian politik dari Sarekat Islam.
Akibatnya sekalipun sudah menjabat Lurah, ia masih doyan “ngelurug” alias melakukan perjalanan dari jauh. Dari Gunung Kidul ke Semarang untuk menghadang Konvoi Belanda di Alastuwo.
Kelar “clash” alias agresi Belanda, pada 1948, ia minta pensiun.
Ternyata resiko pemberontak membuat hidupnya keluar masuk bui. Setiap ada gonjang ganjing keamanan, dia selalu dicari aparat dan dituding sebagai penggerak.
Subardjo menulis, singkat “urip rekasa,” hidup susah. Bahkan organisasi Tarekat Marifat yang ia bentuk juga dibubarkan, “susah melepas stigma pemberontak,” keluhnya.
Subardjo meneruskan hobinya menjadi Dalang Wayang Kulit.
Lantas kenapa catatan ini baru saya peroleh, setelah sekian lama bertanya kesana kemari. Ternyata, ada sejarah dibalik “malu-malu catatan.”
Kakek Subardjo, kemudian menggunakan nama dewasa Sastro Subardjo, penulis silsilah ini pria kelahiran Selasa Pon, 20 Mei 1914, meninggalkan pesan kepada anak cucu bahwa silsilah dan sekelumit biodata yang ia tulis adalah untuk keperluan pribadi, dengan pesan tidak perlu menjadikan perdebatan, bagi yang tidak percaya tidak usah diberi penjelasan.
Boleh jadi itulah alasan mengapa saya sulit mendapatnya salinan catatan ini.
Rest in Peace, pakde Bardjo.

Kinanti Sandoong#Kihajar Dewantara

Desa Ambawang yang heboh itu.


Perkenalkan desa Ambawang, Kecamatan KUBU(2007). Kabupaten KUBU RAYA. Propinsi Kalimantan Barat. Nama desa ini melejit sejak dikatakan ada kuliner yang disukai Obelix.


Yang unik ada sebuah kerajaan disini Kerajaan Kubu 1778 oleh orang HadraMaut – Yaman bernama Syarif Idrus al Idrus. Namanya pendatang, kendati berbaur dengan suku Asli Dayak, Puak Melayu – ada saja serangan-serangan mengancam keselamatannya.

Untuk keselamatan anak buahnya yang terdiri dari wangsa Hadramaut, maka Syarif Idrus membuat Benteng yang sering disebut KUBU Pertahanan. Dari sini nampaknya asal muasal nama Kubu dipertahankan.

Raja Syarif Idrus sendiri meninggal dunia dalam Kubunya karena ditikam oleh orang kepercayaan beliau.


Ada nama yang bisa mengisruhkan yaitu Kecamatan Sungai Ambawang memiliki desa Sei (Sungai) Ambalang Kuala. Nah.

Tetapi kuliner yang heboh yaitu Bipang Ambawang sendiri mungkin saja tidak ditemukan di tumpah darahnya. Beda kalau masakan Gudeg, Rujak Cingur yang kota kelahirannya bisa di potret.

Ini batas Kubu Raya:

Batas Utara – Pontianak- Kabupaten Pontianak -Kecamatan SantanBatas Selatan – Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong UtaraBatas Timur – Kabupaten Ketapang dan Kabupaten SanggauBatas Barat – Laut Natuna.

Penghasilan penduduk adalah Komoditas hasil alam dan nelayan.

Kelurahan Kubu
Air Putih / Ambawang /Baru /Bemban (Sungai Bemban /Dabong (Dabung)/ Jangkang Dua /Jangkang Satu /Kubu/ Mengkalang/ Olak Olak Kubu / Pelita Jaya / Pinang Dalam /Pinang Luar /Sei Selamat / Sei Terus /Sepakat Baru/Seruat Dua/Seruat Tiga/Teluk Nangka/Kampung Baru

Where do Oildom Begin, to tell the story ….


Umumnya acara penting dibuka dengan gunting pita, pecah kendi, atau petasan. Di negeri, sumur dibuka dengan upacara pada saat akan di tajak. Jadi belum tahu lor kidul produksi sudah “makan-makan”.

Namun duo “Oil Baron” yaitu Keeler dan Johnstone merayakannya justru setelah sumur selesai dibor. Sumur Pengeboran Nellie Johnstone #1 pada 15 April 1897 itu diselesaikan dengan meledakkan bom Nitro. Disaksikan 50 orang yang melihat dari kejauhan.

Sumur itu sendiri digarap pada 25 Maret pada tahun yang sama. Bekas para hadlirin dan hadlirot berdiri zonder tenda putih, sekarang diberi prasasti dari Granit Pink.

Nellie Johnstone adalah nama putri pak Johnstone. Ia keturunan kepala suku Indian Delaware. Ndak ngawinin anak kepala suku mungkin cerita kulit pucat masuk ranah Indian Cheeroke, Delaware tidak terwujud. Menurut sayaH lho.

Pukul 1500 waktu setempat, naiklah seorang perempuan bernama Jennie Cass – ke atas Rig Pengeboran – Anak Tiri dari Keeler ini langsung mengambil benda semacam lembing.

Lembing atau di sini disebut Go Devil lalu dimasukkan kedalam pipa bor dan dilepaskan. Kelak dibawah sana 1320 kaki (400m) akan mengaktipkan detonator yang peledak bernama torpedo.

Sebelumnya acara dimulai – sudah diturunkan bumbung berisi cairan Nitro. Dikabarkan minyak muncrat ke permukaan, namun Keeler dan Johnstone belum bisa menjualnya lantaran belum ada sarana transportasi.

Sumur pertama ini lalu ditutup selama hampir dua tahun tunggu jaringan transportas “kereta” dibangun. Karena sumur ini memiliki kadar lilin yang tinggi, pada musim salju mereka cepat membeku dan jadi ajang permainan anak-anak.

Yang paling mereka sukai adalah bermain skate di atas tumpukan minyak beku. Biar tambah gayeng, mereka bawa peralatan tenda, biar lebih gayeng lagi, bakar-bakar daging sampai akhirnya api menjalar ke rig yang ndilalah saat itu terbuat dari kayu. Kerusakan besarpun terjadi kendati rig bisa diselamatkan (Rig Kayu sekali dibangun, ya mendekam disana selamanya).

Sumur NJ#1 berproduksi sampai 1948. Pemberitaan keberhasilan sumur Nellie Johnstone#1 menarik perhatian dua bersaudara Frank dan L.E. Phillips. Merekapun cancut taliwanda dan berdirilah Phillips Petroleum 66 pada 1904

#Bedtime Story for my grandchildren Anya, Nara and Kayano (Ikoy).

Wildcatter Legendaris


Kalau Kolonel James M. Guffey dan John H. Galey duo KING of wildcatter yang memiliki kemampuan baca lapangan bawah permukaan tanah berdasarkan pengalamannya menemukan Gusher (muncrat) Mathews di ladang McDonald, maka ada tokoh lain yang legend sekalipun sejarah tidak mencatatnya dengan baik.

Tokoh itu Frederick Crocker dari Olean NY berkecimpung cari minyak sejak 1860 – ia lebih mengandalkan peralatan. Misalnya ia pernah minta bantuan cenayang untuk mencari lokasi sumur (calon).

Sumur Rattlesnake.

Berbekal ranting kayu berbentuk Y yang digerakkan ke depan ke belakang. juru dowser (pendulum) bergerak mengitari lapangan. Pada satu tempat – langkahnya terhenti, konon rantingnya seperti terasa berat sampai-sampai jatuh. Ada energi tak kasat mata. Entah settingan entah beneran. Sumur Rattesnake memang menghasilkan minyak. Juru dowser melenggang pulang sambil senyum bibir menyentuh rahang. Cuan 1500 dollar jaman dulu.

Nabrak Batu Sabak tapi …

Nama sumurnya tak disebut saking banyaknya yang ia tangani. Pada kedalaman 950 kaki, mata bor tumbuknya mengenai batu sabak yang keras batu. Maklum kalau belajar Ilmu Bumi SD siklus batu sabak dari Magma ke luar bersama letusan, lalu berjuta tahun hancur menjadi butiran pasir ada yang menjadi lempung, suatu ketika jutaan tahun lagi batu lempung dipermukaan tanah di sedot masuk kedalam lalu di lipat-lipat sambil dipanasi seperti empu membuat keris, hasil tempaan empu bumi menjadi sebilah dan banyak bilah batu sabak. Baru sabak yang retak ini rupanya dijadikan terowongan oleh minyak nun di bawah sana untuk menampakkan diri.

Dengan aliran produksi seratus tujuh puluh barrel, sebentar saja para pencari minyak dan pekerja mengadu untung berdatangan ke desa yang semula senyap. Jerih payahnya sejak 1860 berubah menjadi Victory dengan lahirnya ladang minyak Bradford.

Sumur Irwin.

Pernah juga ia mengebor Sumur Irwin. Begitu diproduksikan etala Perbandingan minyak dengan air seperti Katulampa di musim kemarau panjang terhadap Katulampa Siaga Satu (air). Ini sumur Aqua tak ya..

Orang pada mengatakan ini fenomena WaterConing dimana lapisan air masuk lebih dahulu ketimbang minyaknya. Tapi Crocker bersikeras, minyak ada disana. Masalahnya adalah memompakan air keluar. Ada tiga bulan Crocker memompakan air keluar sumurnya, orang pada mengatakan (lagi) fenomena Crocker sudah kurang satu strip. Elatala, ketika kelelahan sudah membungkamnya, minyak malahan datang mengalir.

Orang yang mengejeknya pada mingkem-cangkem membungkam.

TORPEDO

Di McElheny, Funkville PA, ia dapat minyak namun harus ditutup karena belum ada sarana transportasi angkutan. Saat sumur dibuka, minyak keburu hilang. Ia lantas mengambil bumbung, diisi dengan bubuk mesi lalu bumbung (tabung) yang sekarang berganti nama menjadi Torpedo ini diturunkan ke dalam sumur. Setelah “jleg” sampai didasar sumur, dari permukaan ia menjatuhkan lembing yang biasa disebut “Go-Devil” berfungsi sebagai pelatuk.

“DUAR” torpedo (mereka menamakan demikian), meledak ditunggu sejam, dua jam dan berjam, hari dan berhari – namun minyak tetap tidak mengalir. Ndilalah malahan sumur tetangga yang teriak-teriak – minyaknya meningkat tetapi ada kandungan bakaran mesiu. Crocker menorehkan teknik penyelesaian sumur (well completion) dengan well shooting, yang kemudian akan ditiru oleh para pionir wilcatter lainnya. Menurut beberapa pengamat – Crocker adalah pioner menggunakan torpedo dalam lapangan minyak. Torpedo disini adalah bumbung atau kantong.

Sumur Misterius “646” Cherry Grove

Juru bornya Peter Grace dan Captain George Dimmick – yang membuat “uka-uka” mereka selalu datang malam hari “moon lighting”, sering dikira orang Indian atau pengacau lain sehingga dihalau pakai tembakan.

Konon markonon dulu Amerika negara Agra, orangnya bekerja saat ayam berkokok sampai ayam patok-patokan di kandang sebelum tidur. Nah saat itulah sang Agraman – cari tambahan uang dapur. Kerja sambilan ini bisanya ya malam hari di bawah bulan purnama. Sehingga muncul istilah nyambi dengan moonlighting.

Nama ladang Alleghany, Oil Creek dan Bradford tak bisa dipisahkan dari jasa pak Crocker ini. Quote yang sering diucapkannya “from the nettle, danger, pluck flower success.” Sebenarnya diilhami dari Shakespeare Hamlet “Dari bahaya duri, akan didapat keindahan bunga”.

# From Los Angeles Herald 17 August 1901

#Dongeng minyak untuk ketiga cucuku Anya, Nara dan Kayano

Kucing Hutan sang pengendus Minyak


Tahun 1893 Suatu siang,

George Keeler pemilik toko serba ada di kawasan Reservasi Indian Cheerokee, sebuah kereta kuda berhenti parkir di halaman tokonya. Dua penumpangnya memperkenalkan diri sebagai Guffey dan Galey.

Keduanya dikenal sebagai “wildcatter” Waktu itu mereka sedang mengebor sumur di Kansas. Dan penciumannya mengendus minyak sehingga instink membawa mereka sampai Bartlesville.

“We Smell Oil!” kata mereka berdua.

“Kami menemukan indikasi lapisan minyak disini Bartesville. Kalau anda bisa menjadi penghubung kepada suku Cherokee agar memberi ijin pengeboran, maka tiga setengah persen akan disumbangkan ke Reservasi.”

Untuk meyakinkan George, mereka mengatakan bahwa sudah berkilometer menyusuri sungai dan bukit.”Batuan yang ada dipinggiran bukit sini rata-rata fragmen tajam, ini artinya batuan ini dilemparkan oleh tenaga gas. Kalau oleh erosi atau air sungai, pecahannya berbentuk lonjong.

Itulah pertemuan mereka. George memang tidak memberikan jawaban ya atau tidak.

Tidak berapa lama kemudian ia membaca surat kabar kisah sukses duo kucing liar mengendus minyak. Lapangan minyak pertama adalah McDonald.

Jaman dulu minyak dinyatakan ada kalau sampai muncrat (gusher) melewati menara bor. Sumur mereka Matthews di ladang McDonald mencatat sukses besar. Disusul penemuan sumur Lucas.

Dikabarkan minyak melimpah dengan produksi 10 ribu barrel per hari dan enam puluh hari kemudian 850 barrel ber jamKisah Sukses mereka ditulis dalam harian setempat Januari 1901

#Mengenai George Keeler sang pemilik toko kelontong, setelah pertemuan itu ia sendiri lalu mengebor sumur seperti yang ditunjukkan oleh pasangan Wildcat dan terbitlah sumur legendaris pertama NELLIE JOHNSTONE NUMBER ONE. 15 April 1897

Foto The Lucas gusher at Spindletop, January 10, 1901: This was the first major gusher of the Texas oil boom.

# Dongeng minyak untuk cucuku bertiga Anya, Nara dan Kayano.

the Depth Collector


DEPTH COLLECTOR (sudah dicek toko sebelah – tidak salah tulis).

Fungsi kedalaman tidak diragukan lagi merupakan hal terpenting dalam operasi pemboran. Tatkala orang masuk lokasi, maka pertanyaan pertama “sedang apa sedang apa sekarang” lalu “sudah kedalaman berapa meter pengeborannya..”Pada 27 Desember 1937, pak John T Hayward (JTH) Oklahoma mendatangi kantor Hak Cipta untuk mematenkan temuannya berupa alat pengukur kedalaman lubang bor. Siapa John T Hayward itu. Ia pekerja minyak. Tahun 1937 wawasannya sudah menerobos jauh yaitu menciptakan Rig Pengeboran yang kini dikenal sebagai Semi Submersible Drilling Unit. Padahal orang baru hijrah dari Bor Tumbuk ke Bor Putar. Baru euphoria dari Rig Kayu ke Rig Besi.

Rig Kayu yang sekali dibangun akan menjadi bangunan permanen alias susah dipindahkan. Sekali kena blowout kebakaran akan terjadi dan tidak bisa ngeles “ini cuma rig Heritage, kebakarannya juga saat liburan”.

Orang Rig selalu bilang safety tidak mengenal cuti panjang, atau cuti pendek. Apalagi pakai victimisasi ” ini musibah..

“NEW ERA zonder Masker.

Pentingnya akurasi kedalaman sumur, JTH ambil contoh pengeboran di Gulf Coast yang rata-rata diatas sepuluh ribu feet dibawah tanah. Sekitar 100 batang pipa bor dimasukkan kedalam sumur. Sudah itu – lapisan minyaknya hanya setebal enam kaki.

Ada rawan “miss target”.

Padahal – ongkos untuk mengebor sampai 10 ribu kaki – warbiyazah mahalan bin terlaluan – sampai Seratus Ribu Dollar. [Untuk catatan, sebuah Rig SemiSub – delapan puluh tahun kemudian sewanya Sejuta Dollar sehari].

Pengukuran dengan Pipe Tally

Pada jamannya (sekarang juga), kedalam sumur diukur berdasarkan jumlah pipa bor (drill pipe) yang sudah disambung dan dimasukkan ke dalam lubang. Ketika pipa sudah sambung menyambung menjadi panjang dan digantung pada “pasak” yang disebut SLIP – maka datang faktor “pipa molor”. Sehingga lubang bor kedalamannya dilaporkan mulur-mengkeret.

Apalagi saat pengeboran berlangsung, ada saja pipa bor yang rusak dan harus diganti. Di tambah faktor manusia yang melakukan pengukuran panjang pipa juga tidak boleh diabaikan. Menulis 9,54 meter bisa keliru 9,45 meter kalau silap puluhan kali, ya jadi banyak eror. Kadang matanya sudah Ahsiyap, eh meteran yang digunakan “puthul” sedikit ujungnya.

Seperti mancing Udang.

Cara lain adalah dengan menurunkan pemberat yang diikatkan diujung kawat. Kabel ini diturunkan melewati roda yang sudah dikalibrasi setiap perputaran roda menunjukkan panjang kabel.

Saat kabel mengendor karena pemberat menyentuh dasar lubang maka itulah kedalam sumur. Tetapi lagi-lagi, sistem Rotary drilling dengan “partner in crime” yaitu pemompaan lumpur yang kental membuat pekerjaan menurunkan bandul kedalam lubang menjadi tidak sederhana karena terkadang malahan “ngetem” tak bernafas dalam lumpur.

Penyakit lain kadang kawat sangkut dipinggir lubang.

Seperti kata Bu Tejo (Tilik), “Jadi orang itu harus Solutif” maka Pak JHT lalu membuat alat pengukur kedalam lubang yang sistem kerjanya tidak mengganggu operasi pengeboran.

Ia mengerek kabel lalu satu ujung dikaitkan ke bagian Svivel – sementara ujung lain dihubungkan dengan dua counter. Satu counter berfugsi sebagai pengukur depth [Hole Depth] counter yang lain berfungsi seperti travel distance pada mobil bisa tahu panjang pipa dalam lubang.

Alat ini kemudian berkembang menjadi Geolograph itu lho seperti seismograph analog di pemantauan gunung berapi.

#Menurut Wiki .. pada 1939 Indonesia sudah membuat filem Alang-Alang (bintang Moch Mochtar dan Hadidjah) lalu Siti Akbari (Rd. Mochtar dan Roekiah). Nggak nyambung yak..

Geolograph masa kini.

Pendekar 1029 “satu kosong dua sembilan”


Pendekar 1029 “satu kosong dua sembilan”
TANTANGAN SATU
Sediakan tabung baja pilihan dengan diameter delapan inchi dan panjang seribu feet. Berikan kepada Pendekar 1029 kita, maka dengan angka sakti 1029 mereka mampu memecahkan pertanyaan berapa barrel volume minyak atau air didalamnya. Opa-opa (62 barrel)
TANTANGAN DUA
Kedalam tabung dalam tantangan satu, masukkan pipa dengan dop – ukuran garis tengah lima inci. Tanya berapa barrel minyak yang akan tumpah jika pipa sepanjang atau setinggi 1000 feet dimasukkan kedalamnya. Opa-Opa (38 barrel).
Keluar padepokan Mudlogging biasanya inilah senjata andalan para mudlogger angka 1029.
#gegara sisa bahan webinar “mudlogging” maren sabtu (15/8/20) dibuang sayang..
#gegara sahabat mas “SAD”.. kasih komen..
#gegara banyak pendekar sakti sedang pibu kata-kata didunia maya.

How mudlogger calculate drilling hole volume

Sketsa MudLogger (1)


MUDLOGGER dan FLOWLINE84134312_10218919735077416_7726283653084348416_n

Menjadi mudlogger itu ibarat kerja Intel. Kami dilengkapi dengan alat penyadap “unconventional non KPK”. Yang disadap transaksi antara gas, minyak dengan lumpur. (eh transaksi atawa interaksi yak).

Dalam istilah Bahasa Inggris disebut “Gas Trap” atau “DeGasser”.

Lantas dimana alat sadap “non KPK” ini di tanam.

Ilustrasi 1 – menggambarkan awak mudlogging sedang memasang alat sadap gas. Lokasinya di bawah panggung Menara bor. Tinggi panggung rata-rata sepuluh meter sehingga praktis mereka bekerja pada ketinggian sekitar sembilan meter dan membutuhkan penyelamat “body harness” disamping peralatan safety lainnya. Tak lupa tangga dan stegger. Dan doa tentunya.

Tempat mayana tinggi, brisik dan kuyup panas dingin kalau ketetesan air dan lumpur dari panggung bor. Kuyup sauna kalau kecipratan lumpur bor dari sumur.

Dengan meletakkan penyadap di lokasi GT1 – paling dekat dengan “KATULAMPA lumpur” maka diharapkan mudah “ngetap” informasi dari lumpur yang Kotor – termasuk kandungan gas, air tanah, minyak atau gas racun yang lain.

Bahkan supaya gas yang berat dan biasanya bandel tidak mau keluar rombongan – mereka dimasukkan ke kamar pemanas agar menjadi uap agar gampang dievakuasi.

Pangkal Flowline inilah lokasi disukai para mudlogger. Lebih representative.

Lalu opsi yang lain adalah lumpur terjun yang mengakhiri perjalanannya di ujung talang yaitu perut Shale Shaker.

Lokasi GT2 mudah digapai, mudah dilihat secara visual, mudah “nyerpisnya” kalau terjadi gangguan.

Namun karena sudah nyampe grojogan, sebagian gas dalam lumpur terkadang keburu “kabur-kanginan” keudara, belum lagi kalau di laut sedang hujan dan angin maka sedikit banyak terjadi oplosan antara air hujan dan udara yang meniup gas. Sial bener.

Di kapal pengeboran, kalau cuaca tak ramah, oleng kekiri oleng kekanan, akibat gelombang maka permukaan lumpur seperti air dalam baskom yang dimiringkan dan digoyang. Kadang banjir, kadang kemarau alias tidak konsisten jumlah contoh yang diambil. Ini yang bikin lokasi kurang “sreg” dimata para penyewa kita.

Hasil sadapan ini diolah pakai excel, dimasukkan ke dalam rumus yang tidak lebih njelimet dari Phytagoras. Rumus ini dikenal sebagai Gas Ratio. Kalkulator Babah ASiang Beras juga bisa dipakai untuk menghitungnya. Eh Asiang jualan bahan banguinan ding.

Tetapi siapa sangka, dengan metode “quick-look” baca cepat – maka rumus simple ini mampu menerawang – apakah lubang bor sudah tembus lapisan atau zone minyak, gas, zone kondensat dan zone (amit-amit ketuk meja 3x)- zone zonk. Kalau (amit-amit lagi) Zonk apakah ada kemungkinan dibuat sumur cagak (pecah dua) alias sidetrack.

Tapi jangan coba tanya mudlogger “ada minyak nggak ya” – paling jawabnya seperti ala penonton baru keluar beskup – eh Bro si Doel kawin dengan Jenab atau Non Sarah.

Paling dijawab senyum atawa angkat bahu.

Mereka (Penonton si Doel dan MudLogger) memang underoath. Hadeuh..

Mimbar Saputra 01 Feb 2020

83719095_10218921251915336_3694122906255622144_n84338943_10218919738317497_3681298516161855488_n
#Pensiunan MudLogger
#opportunity
#hardcore intelogger
#young in heart
#oil industry
#migas