Ada Nunuk disetiap Sruputan Indomie.


Seorang dokter yang DOKTOR, selain rajin mengisi sebagai pembicara pada Seminar sampai ke luar negeri, juga istiqamah mengisi media sosial. Karena beban pekerjaan, kadang harus mobile dari satu ke lain kota tak heran kadang kepalanya pusing, hidung tersumbat, badan serasa digebuki paroli Jepang.

Lalu ia mempercayakan pengobatan yang menggabungkan teknik tradisional dengan kulinar. Yaitu masak Indomie. Kuahnya disruput, mienya sharing dengan putranya. Bablas umbelnya. Srot.

Sam, warga Singapura, sebagai ahli Software, dia tidak mengenal jam bekerja. Yang sering pukul 02:00 harus manteng di depan PC. Ketika anak dan istrinya lelap mengorok, maka Indomie si setia menemaninya. Ini dilakukan sejak ia menjadi mahasiswa di Bandung, melanjutkan di Singapura. Ketika karbohidrat pasokannya dirasa sudah mempengaruhi ukuran lingkar pinggang. Ia menuangkan bumbu Indomie, ditempelkan ditelunjuk dan diklomoti sampai ludes. Mie boleh dimasak dengan bumbu dapur biasa.

Nigel – warga Australia yang saat bertugas dinegeri lain tak bakalan lupa membawa Mie Instant dari negerinya. Rupanya mie ini tidak dikonsumsi sendiri, melainkan di barter dengan Indomie dari Indonesia. Yang rada aneh, sebelum diseduh air panas, mie di-bejek-bejek dengan tangannya sampai halus. Makannya dimasukkan termos dan disruput seperti layaknya jus.

Contoh diatas akhirnya membuat kita kepo, siapa mahluk yang “biang keladi” sehingga bumbu batu dituang kedalam mangkok, seketika itu juga orang tersihir, jakun turun naik.

Jujur, namanya boro-boro dikenal orang sebab Sarjana Teknologi Pangan jebolan Universitas Padjadjaran ini, lebih suka berada di belakang panggung, ketimbang menonjolkan resepnya.

Ia membidani mie rasa Ayam Bawang sampai rasa Real Meat. Ia juga tokoh dibalik Supermie dan Sarimi. Sebagai “Koki” pabrik ia bisa memasak apapun yang ia sukai, namun ia harus berkompromi dengan kriteria perusahaan , yaitu harus masakan dengan rasa LOKAL.

Berbahagia Indonesia memiliki Ibu yang berputri satu ini. Lupakan teknologi “retort” yang memungkinkan bumbu, daging, telur puyuh di olah tanpa bahan pengawet.

Teknokrat lain dibelakang Indomie Prof Purwiyatno mengatakan, agar masyarakat tak perlu takut dengan MSG sebab sama fungsinya dengan garam dan gula dalam makanan. Aman selama tidak berlebihan.

Ibu itu Nunuk Nuriani.

indomie.jpg

https://www.tokopedia.com/piaagungbali/pia-bali-durian-enak-pia-agung-bali-harga-promosi

Batal Puasa Pertama Gara-gara Mi Instant


Sekitar tiga bulan menjelang Ramadhan saya sudah melakukan latihan fisik. Bukan Lora-Lari, Jompang-Jamping, atawa Angkat Beban seperti atlit Mixed Martial Art (MMA) mempersiapkan tarung di octagon. Latihan saya sekedar makan sedikit nasi dan banyak sayur. Dan zonder Buah. Lha kalau makan Apel, Pisang dalam jumlah lumayan – ya kalori juga yang masuk.

Juga para asisten rumah tangga sudah tidak otomatis menawarkan Mah-Mih Mah Mih yang selama ini mereka lakukan.

Dulu – begitu melihat saya bangun tidur dan mulai cari Kopi Lampung yang pahit. Dalam hitungan detik, dari bibir mbak Nani meluncur luwes rayuan “Ngemih Goreng atawa Ngemih Rebus..Pak” Dan saya selalu ter-rayu – “He-Eh mbak Nani, aku monat-manut-saja. Kalau kemarin goreng (mienya) sekarang rebus ya.”

Apapun jawaban saya, maka dengan sigap ia menangguk air kedalam kedalam rantang aluminum tipis bertangkai kayu yang sudah “oglek-oglek.”

Rantang satu liter ini favorit dalam urusan seduh kopi, sebab ketipisannya membuat gas Melon 3 kilogram menjadi awet usia. Tangkainya terbuat dari kayu. Sudah kopang-kaping (berkali-kali) diganti oleh pak Lanjar lantaran patah atau bautnya meloloskan diri.

Ritual lanjut adalah sebutir telur dipecahkan, maka dalam hitungan menit : mie instant sudah siap saji. Kalau mie goreng telur diceplok, kalau mie rebus ya telur direbus. Coba pikir, iklan Mie Instan sudah demikian menggurita… Apalagi mereka ciptakan Jargon seperti Kudet, Pecah, Pingin dipacarin rasanya, Sadis, Enaknya Langsung Terus.

Bahkan yang terakhir makan Mie campur keju akan dijamin lancar jaya nyerocos dalam bahasa Inggris. Tidak perlu kursus di ELTI atau sebangsanya.

ANAK PROTES

Namun anak saya bungsu tidak menyetujui ritual ini dan menegur mbak Nani… Itu makanan tidak sehat untuk usia Papa. Sia-sia mbak Nani menjelaskan bahwa mie ini aman disaji sebab air rebusan mie yang pertama sudah dibuang (padahal menurut saya menghilangkan rasa gurihnya).

Akhirnya memang sejak maret 2015 saya puasa Mi Instan, sarapan berganti OatMeal. Makan siang sedikit nasi dengan banyak daun-daunan termasuk rebusan daun Ketela Singkong Mukibat.

Sebuah cara klasik menurunkan berat badan.

Maksud saya dengan kata klasik dalam tanda petik cetak tebal, diet yang umurnya paling lama setengah tahun. Habis diet dijamin balik maning-balik maning macam Yoyo. Kadang hasilnya malahan lebih tambun ketimbang sebelum Diet.

Gaya hidup yang saat ini dipraktekkan oleh penduduk dunia tahun 1950, saat ini.

Diet Yoyo ini lumayan juga… artinya ada perubahan entah itu Sugesti, Sukesti, maupun Sukarti.

Kalau semula duduk simpuh rasanya seperti ada kawat duri dilipatan kaki alias sakit sehingga lipatan tak sempurna dan badan mendoyong kedepan menahan ngilu. Sekarang doyongnya nggak banyak-banyak. Ngilunya timbul tenggelam.

Kalau dulu ketemu toilet Squat malah langsung ndeprok sebab dengkul tak kuat menopang. Sekarang sudah bisa dilakukan dengan suah payah. Tetapi berdirinya bikin masalah. Terkadang saya melihat kesenjangan kesehatan dengan para orang tua di Citayam mengobrol-buang asap rokok dengan berjongkok berlama-lama tanpa masalah – kaya iklajn gadai.

Boleh jadi ini lantaran mbak Sugesti – Lho sekarang kok badan rasanya entengan. Maksud saya engsel dengkul sudah tidak berderit nyeri kalau diajak aktivitas yang banyak jalan.

Selain mbak sugesti perasaan pernah baca bahwa radang sendi – 70persen obatnya adalah control bobot.

Tapi rahasianya ya itu jangan ngemil diantara waktu makan dan ini dia nggak enaknya lagi…,jauhkan diri dari Rengginang, Kerupuk Putih, Goreng Pisang dan makan buah sekalipun. Kopi pahit dicampur dengan Green Tea pahit menjadi cecepan (minum dikit-dikit).

Kadang anggota keluarga sering senyam-senyum penuh arti melihat saya meneguk kopi dan didorong teh pahit.

Memasuki bulan puasa, cara berbuka puasapun tidak berubah. Kurma, Kolak Manis, Marjan yang iklannya mengisyaratkan bahwa bisa jadi juara Dunia dalam sepak Takraw. Sirup Campolai pemberian mahasiswa Akamigas Balongan – hanya saya lirik saja.

Saya makan secepatnya agar tidak tergoda mencicipi lain-lain.

Habis buka puasa hari pertama – sekitar jam 11 malam – badan seperti tak bertulang dan rasa lapar berlebihan membuat saya sulit menahannya lebih lanjut.

Melihat penderitaan saya, maka godaan “Batal Puasa Mie ” – mulai mengalir ditelinga. Apalagi neneknya Anya menghentikan kegiatan menyulam dan menuju dapur melakukan Pertolongan Pertama Pada Kelaparan Kritis.

Pucuk dicinta MieInstan tiba… Saya lirik iklan di TV ada mie instan sedang melilit diujung sumpit macam anakonda membelit kijang gemuk.

“Air rebusan pertama sudah dibuang…” terdengar suara dari dapur – duh saya ngenes ditahan… padahal itu bagian paling mengguncang nikmatnya.

“Aku cacahkan cabe merah satu ya..” – duh saya paling nggak kuat pedas, tetapi minyak atsiri cabai konon menyehatkan. Dan sebentar saja aroma tajam cabai menyapu hidung. Karena satu “lher” maka hidung tak sempat bangkis.. Syedeep..

“Aku tambahkan kubis..” – Disini saya nggak pakai mengeluh “duh” lagi kecuali – cepetan dong nenek , sudah lapar nih.

Akhirnya semangkuk mie tersaji… Asal lihat tatakan dibawah mangkuk, ingatan saya pada sejarah pertarungan bakul Kopi di Pasar PASIRGINTUNG Lampung. Tatakan dua ribu rupiah dianggap berharga diproses verbal sampai harus masuk agenda pengadilan dan sel mengesel pihak terkait. Dan pameran air mata serta rintihan derita ditayangkan media TV setiap saat, sampai dihapus berita lain lagi. PasirGintung semasa kecil saya merupakan lokasi jauh yang saya belain naik sepeda untuk cari burung dara.

Waw setelah sekian bulan, setiap milliliter bin “cc” kuah saya nikmati sambil merem melek, diiringi rasa takut. Merem melek karena memang uap panasnya pedas dimata. Rasa horror yang ditimbulkan lantaran bila napsu besar diikuti dan buru-buru menyuap. Bakalan lidah “cantengan” terbakar panas kuah. Mi pun tandas..das… kuah yang tidak sempat saya sendok, masih ada deposit bubuk cabe dan bumbu lainnya.

Taruh sendok ditatakan dan tempelkan muut ke bibir mangkuk lalu tunggingkan. Sruput..sisa kuah saya berantas sampai ke debu cabai terakhir.

Langsung saya keluar keringat dan mampu bersendawa gurau.

Jujur saya tidak merasa berdosa – dengan sengaja batal puasa (mah-mih) pertama bulan Ramadhan pada pukul 23:15 Kamis 18 Juni 2015

Fb:   mimbar.b.saputro

Tweeter   @mimbar

Dari Bui ke Bakmi


Biasanya anak yang lahir dan dibesarkan oleh kakeknya akan menjadi anak manja. Demikian beberapa psikolog berpendapat bahwa tidak dibenarkan kakek dan nenek mereka ikut mengasuh cucunya.

Tetapi manusia adalah produk yang unik, tidak semua pengamatan para akhli sepenuhnya benar. Contohnya Mamofuku Ando yang lahir di Taiwan pada 5 Maret 1910, ada yang mengatakan 1911adalah contoh anak Jepang yang terlahir bukan sebagai anak yang beruntung lantaran orang tuanya meninggalkannya saat usianya masih balita, 3 tahun.

Balita Ando ini lalu diasuh oleh neneknya. Kadang ia ikut membantu menjaga warung sang nenek sehingga sekalipun masih ingusan dan rambut kuncung ia sudah amat mahir masak memasak. Sayangnya dalam ilmu bangku sekolah ia sedikit kedodoran sekalipun sempat mengecap pendidikan di Universitas Ritsumeikan.

Nampaknya hanya pendidikan dagang dari neneknya yang tumbuh kembang subur dalam dirinya.

Menginjak dewasa Ando muda membuka usaha rajut di Taiwan dan Osaka.

Usahanya perajutan bajunya maju pesat namun bukan itu cita-citanya. Ia melirik usaha jual beli senjata dan onderdil pesawat terbang yang membuatnya di vonis dua tahun lantaran dituduh korupsi.

Keluar dari boei, hartanya sudah ludes disita kecuali sebuah rumah.

Pada saat itu 1956 Amerika sedang getol-getolnya memulihkan nama baik dimata rakyat Jepang dengan mengirimkan gandum berkapal-kapal setelah menghancurkan negeri Matahari terbit ini dengan bom atom.

Disebuah Toserba Hankyu di Osaka, Ando melihat bagaimana orang Jepang melahap mie dari terigu padahal semula mereka adalah pemakan nasi.

Ando melihat peluang bisnis!. Menjadi pemasok bakmie. Bedanya ia ingin membuat usaha bakmi yang lain dari yang lain yaitu bakmi yang mudah dibuat. Untuk rasa kuahnya dipilih rasa ayam, mengingat hampir semua orang menyukainya. Cita-citanya nggegirisi, ingin agar rasa mi ayam buatannya tidak pernah bisa disamai oleh orang lain.  Hopo tumon.

Sebuah mesin pembuat mie dibelinya sebagai modal pertama, lalu diemperan rumahnya mulailah ia melakukan beberapa percobaan untuk membuat bakmi yang cukup diseduh air panas langsung boleh dilahap.

Tahun 1958, ia mencoba menjual mie instannya ke toko-toko. Hasilnya luar biasa, dalam waktu singkat dagangannya laku keras membuatnya lebih bersemangat untuk memperluas usaha bakminya.

Setelah emperan rumahnya tidak mampu untuk menampung produksi mie instan, Ando mulai membeli tanah dan mendirikan pabrik Mie.

Pada Desember 1958, ia mendirikan perusahaan mie yang diberi nama NISSIN FOODS. Sekalipun sukses berat, naluri re-inventing-nya selalu diasah. Ia mengincar pasar Amerika dan Eropa. Mula-mula diamatinya cara orang Eropa dan Amerika menyantap bakmi tanpa sumpit melainkan garpu.

Pasalnya bangsa kulit putih berpendapat menyruput mie dari mangkok sambil mengeluarkan bunyi “sroot” bisa dikatagorikan cara makan yang tidak sopan. Tapi tidak berarti menjual “makanan tidak sopan” akan menemui jalan buntu asal tahu taktiknya.

Dari sinilah ia mengembangkan mie dalam gelas, mengisikan bubuk kaldu kering yang siap saji. Ia menjajagi pasar Amerika dengan mie dalam kemasan styrofoam dan garpunya sudah disediakan dalam keadaan terlipat. Kok ya buah pikiran Ando bisa diterima warga kulit pucat.

Puncak kesuksesannya ini ditandai dengan dibangunnya Istana Mi di Shinjuku, Tokyo dan bukan mie saja yang dihidangkan disitu melainkan museum bakmi dan disko.

Mamoku meninggal pada tahun 2007 dalam usia 96tahun. Kata-kata mutiara yang ditinggalkannya adalah “Damai itu bisa diperoleh kalau manusia sudah cukup kenyang..” Kata-kata itu dikeluarkan ketika melihat antrian orang pelbagai bangsa menunggu giliran membeli mipada suatu malam yang dingin menyergap seusai perang dunia II.

Sebelum tutp usia pada bulan Juli 2005, ia melihat tayangan dimana bakmi buatannya dimakan oleh astronot Soichi Noguchi di dalam pesawat ulang alik Discovery. Ia terkekeh sambil berkomentar, akhirnya kesampaian juga cita-citaku agar mi bisa ke luar angkasa.

Kalau dunia otomotip dan elektronik terkenal dengan nama Matshuhita, maka Ando adalah bapak mi instan.

Mie instan masuk Indonesia pada 1960-an. Saya sendiri sampai sekarang lebih suka menyantap produk Nissin – karena sejarahnya.

Di Inti dan Sarikan dari Intisari
4 Juli 2002

Foto from http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Andos_Workshop.JPG

http://www.theage.com.au/news/world/instant-noodle-inventor-dies-at-96/2007/01/06/1167777312340.html