Suatu pagi di pasar tradisional jalan Holland Singapura


Ibu-ibu di Singapura dengan tertib antre untuk dilayani penjual. Tidak nampak orang yang seakan-akan terburu-buru sampai tega menyerobot antrean. Semua tertib berbaris menunggu giliran. Akankan korupsi dinegara kita bisa dihilangkan cukup dengan menertibkan diri agar mau antre?
Los ikan basah, tanpa bau amis, tanpa bau lalat. Bisakah pasar tradisional kita meniru hal yang serupa?
Kakek menikmati semangkok bubur sambil kaki jegang diangkat ke kursi. Pemandangan para senior atau pensiunan pegawai di Singapura menikmati hari tua mereka.
Carrot Cake yang ternyata adalah semacam kwetiau yang kita kenal di Indonesia. Para gangster jaman dulu pantang makan kwetiau sebab dipercaya memperlambat luka bacok dalam perkelahian.

3 thoughts on “Suatu pagi di pasar tradisional jalan Holland Singapura

  1. Yth. Pak Mimbar,
    kami sedang bekerjasama, antara volunteer, dan pedagang pasar utk merevitalisasi pasar tradisional yang sudah ditinggalkan orang.
    Bulan ini, kita punya sharing session bagaimana membuat pasar tradisional lebih nyaman, dan buat program bareng untuk membangkitkan kembali ‘nyawa’ pasar tradisional.
    Saya senang baca tulisan bapak dan minta ijin untuk copy foto dan sharing pesan Bapak dengan teman2 pedagang pasar. Tentu saja akan saya katakan sumber dari informasi ini.
    Semoga bapak berkenan, dan terimakasih.
    Janti

    Like

Leave a comment